Selasa, 14 Juni 2016

Kedustaan Syiah: Imam Baihaqi Menyetujui Adanya Imam Mahdi Syiah?





Seorang pendeta syi'ah yang bernama "Wail Ar-Radhawi" yang berdusta atas nama Imam Al-Baihaqi  




Bukan syi’ah kalau tidak berdusta dan bukan syi’ah pula
kalau tidak bermain licik. Imam Mahdi syi’ah yang dimaksud adalah Muhammad bin Al-Hasan
Al-Askari. Dan yang sangat menggelikkan adalah salah satu bahits syi’i “Sayyid
Wa’il Ar-Radhawi” menyatakan bahwasanya Imam Baihaqi -rahimahullah- dalam
kitabnya “Syu’abul Iman” mengatakan bahwa Imam Mahdi sudah dilahirkan dan sudah
ada wujudnya dan Imam Mahdi itu ialah Muhammad bin Al-Hasan
Al-Askari.





Kedustaan ini dilakukan olehnya dalam sebuah perdebatan bersama syaikh Khalid Al-Wushabi hafidzahullah. Akhirnya dia ketahuan berdusta dan terpojokkan dan mau tidak mau pendeta syiah inipun harus minta
maaf kepada para penonton karena telah berani berdusta di hadapan mereka. Memang begitu memalukan jika harus berdusta demi membela agama konyol dan mendukung agama yang penuh dusta.




Dan yang sangat lucu Sayyid Wa’il Ar-Radhawi bukannya
berhujjah dari kitab Imam Baihaqi secara langsung yakni “Syu’abul Iman”, namun
justru mengambil nukilan dari sebuah kitab “Al-Mahdi Al-Mau’ud Al-Muntadzar ‘Inda
Ulamaa As-Sunnah Wa Al-Imamiyyah” karangan Sayyid Najmuddin Ja’far bin Muhammad
Al-Askari.  



Saya katakan: Sangat-sangat mustahil jika Imam Al-Baihaqi
menyatakan bahwasanya Imam Mahdi syi’ah adalah Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari
yang sudah dilahirkan sejak dahulu kala yang hidup bertahun-tahun lamanya.
Mustahil Imam Al-Baihaqi menyatakan seperti itu.  








Mari kita lihat teks yang ada dalam kitab “Al-Mahdi
Al-Mau’ud ‘Inda Ulamaa As-Sunnah Wa Al-Imamiyyah”:








منهم العلامة الشيخ أبو بكر أحمد بن
الحسين بن علي البيهقي النيسابوري الفقيه الشافعي المتوفي سنة 458 ه فإنه ذكر في
كتابه شعب الإيمان وقال: اختلف الناس في أمر المهدي فتوقف جماعة وأحالوا العلم إلى
عالمه واعتقدوا أنه واحد من أولاد فاطمة بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم يخلقه
الله متى شاء يبعثه نصرة لدينه وطائفة يقولون: إن المهدي الموعود ولد يوم الجمعة
منتصف شعبان سنة خمس وخمسين ومائتين وهو الإمام الملقب بالحجة القائم المنتظر محمد
بن الحسن العسكري وأنه دخل السرداب بسر من رأى وهو مختف عن أعين الناس, منتظر
خروجه ويظهر ويملأ الأرض عدلا وقسطا كما ملئت جورا وظلما


“Diantara mereka (ulama ahlusnnah) adalah syaikh Abu Bakr
Ahmad bin Al-Husain bin Ali Al-Baihaqi An-Naisaburi Al-Faqih Asy-Syafi’i yang
wafat pada tahun 458 H. Sesungguhnya beliau menyebutkan dalam kitabnya ‘Syu’abul
Iman’, beliau berkata: ‘Orang-orang berselisih dalam perkara Imam Mahdi. Maka
sebuah jama’ah bertawaqquf dan menyerahkan ilmunya kepada yang mengetahuinya.
Dan mereka meyalkini bahwasanta Mahdi adalah salah satu dari anak keturunan
Fathimah bintu Rasulillah shallallallahu alaihi wa sallam yang Allah ciptakan
kapan saja Dia kehendaki. Yang Allah bangkitkan untuk menelong agamaNya. Dan
sebagian kelompok menyatakan: Sesungguhnya Mahdi yang dijanjikan lahir pada
hari jum’at pertengahan sya’ban pada tahun 255 H. Dan beliau adalah Al-Imam
yang diberi gelar dengan Al-Hujjah Al-Qa’im Al-Muntadzar Muhammad bin Al-Hasan
Al-Askari. Dan bahwasanya beliau masuk ke dalam gua dan beliau tidak terlihat
oleh mata orang-orang. Yang ditunggu-tunggu keluarnya beliau dan beliau akan
muncul mengisi muka bumi dengan keadilaan sebagaimana muka bumi telah diisi
dengan kedzaliman”.  (Al-Mahdi Al-Mau’ud
Al-Muntadzar ‘Inda Ulamaa As-Sunnah Wa Al-Imamiyyah 1/182)








Hal ini sangat mudah untuk kita jawab  dari berbagai segi:





Pertama: Ini adalah uslub
dan metode yang sangat tidak ilmiyyah dan memalukan. Seharusnya ketika
seseorang ingin menyatakan bahwa Imam Al-Baihaqi mengatakan seperti ini dan seperti
ini, maka dia harus mendatangkan langsung dari kitab Imam Al-Baihaqi. Bukan
malah mendatangkan teks sebagai nukilan yang tidak jelas dari sebuah kitab yang
bukan karangan dari Imam Al-Baihaqi itu sendiri.





Adapun yang tertera dalam kitab Al-Mahdi Al-Mau’ud ‘Inda
Ulamaa As-Sunnah Wa Al-Imamiyyah, itu adalah sebuah perkataan dusta yang dinisbatkan
dan disandarkan kepada Imam Al-Baihaqi yang mana mustahil bagi seorang ulama
Ahlussunah mengatakan hal tersebut.





Saya tantang seluruh orang syi’ah rafidhi untuk
mendatangkan langsung teks dari kitab Imam Al-Baihaqi terkhsusunya Syu’ab
Al-Iman yang menyatakan bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari
yang sudah dilahirkan. Kita tantang orang syi’ah untuk mendatangkannya. Maka
merekapun tidak akan mampu karena pada asalnya sama sekali tidak ada Imam
Al-Baihaqi mengatakan hal seperti itu.





Maka begitulah cara untuk membuktikan sebuah perkataan
dengan membaca kitabnya langsung dari penulisnya bukan mengambil dari
nukilan-nukilan semata terlebih kalau yang menukil tersebut adalah syi’i, maka
jelas di situ sangat mungkin terjadi kedustaan dan pembohongan kepada para
pembaca.





Maka kita tantang mereka untuk mendatangkan buktinya
kalau mereka adalah orang-orang yang jujur.





قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ





“Katakanlah: ‘Datangkanlah
bukti kalian, jika kalian adalah orang-orang yang jujur’” (QS. Al-Baqarah: 111)





Kedua:
Terlebih yang sangat tidak ilmiyyah
adalah buat apa mengambil nukilan dari orang yang tidak jelas dan ternyata
itupun dia menukilnya dari pendeta syi’ah dan bukan langsung dari Imam
Al-Baihaqi langsung. Dan ternyata pula dalam kitab tersebut tidak tertera siapa
penerbitnya kitab Syu’abul Iman tersebut,  dan cetakan ke berapa maupun tahun berapa, halaman
berapa dan jilid ke berapa.





Adakah Sayyid
Najmuddin Ja’far Al-Askari mencantumkan sumbernya. Kitab Syu’abul Iman,
penerbit apa itu? Cetekan ke berapa? Dan halaman serta jilid keberapa?





Maka begitulah
syi’ah yang hanya ikut membeo tanpa jelas arah kebenarannya dan fakta
ilmiahnya. Cukuplah seseorang dikatakan berdusta dengan menukil sebuah
perkataan tanpa mau dicari dulu fakta kebenarannya.





كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ
بِكُلِّ مَا سَمِعَ





“Cukuplah
seseorang dikatakan berdusta dengan menyampaikan seluruh apa yang ia dengar”
(HR. Muslim)





Ketiga:
Kita tekankan kepada para
pembaca. Kalau ada orang syi’ah yang menyatakan bahwasanya ada ulama sunnah
yang mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari yang saat
ini sudah lahir dan sudah ada wujudnya, maka hanya akan ada 4 kemungkinan:





- Itu adalah
perkataan dusta yang dinisbatkan kepada salah seorang ulama ahlussunnah seperti
yang dinisbatkan kepada Imam Al-Baihaqi rahimahullah. Yang pada asalnya, nash
ataupun teks tersebut sama sekali tidak ada wujudnya.





- Mereka
melakukan talbis dan tadlis. Mereka memotong perkataan salah seorang ulama
ahlussunnah dan ternyata sama sekali tidak bermaksud apa yang mereka maksud.
Yang mana mereka hanya melakukan talbis dan penipuan saja.





- Mereka hanya
bersandar kepada kitab-kitab ulama syi’ah dan belum memeriksanya langsung dari
kitab-kitab ahlussunnah.





- Atau mereka
bersandar kepada kitab-kitab mutasyyi’ orang yang berpindah kepada agama syi’ah.
Kemudian dengan sesuka hati mereka menyatakan: ‘Lihat, inilah ulama ahlusunnah
mengatakan seperti ini dan itu’. Padahal dia bukanlah sunni melainkan syi’ah.





Sehingga yang
tersisa untuk mereka hanyalah kedustaan yang telah diancam oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam:





إِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ،
وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا





“Sesungguhnya
kedustaan membawa kepadakan kefajiran. Dan kefajiran membawa kepada neraka. Dan
sesungguhnya seseorang akan selalu berdusta sampai ditulis di sisi Allah bahwa
dia adalah seorang pundusta” (HR. Muslim)



Semoga pemaparan yang sedikit ini bermanfaat, wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad. 






Artikel
alamiry.net (Kajian Al Amiry)


Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.



Ikuti status kami dengan menekan tombol follow pada akun FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kedustaan Syiah: Imam Baihaqi Menyetujui Adanya Imam Mahdi Syiah?

0 komentar:

Posting Komentar