Rabu, 02 Maret 2016

Benarkah Muhammad Bin Abdil Wahhab Pendiri Pertama Pemahaman Tauhid 3 (Tiga) ?





Foto hanya ilustrasi




Tuduhan lagi-lagi jatuh kepada syaikhul Islam “Muhammad
Bin Abdil Wahhab” rahimahullah sang pembela sunnah nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Namun disini saya bukan hanya membela Muhammad bin Abdil Wahhab saja melainkan
juaga membela akidah yang benar.





3 tauhid yang dimaksud adalah: Tauhid rububiyyah, tauhid
uluhiyyah, dan tauhid asma wa sifat (nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala).





Benarkah tauhid 3  dibuat
pertama kali oleh Imam Muhammad bin Abdil Wahhab yang mereka tuduh sebagai
ulama wahhabi pengasas paham wahhabiyyah? Sehingga siapa saja yang meyakini
pembagian tauhid 3 maka dia adalah wahhabi yang taklid buta kepada Muhammad bin
Abdil Wahhab tanpa merujuk kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam??





Thayyib, mari kita bahas satu persatu agar lebih jelas..





1-  “Muhammad bin
Abdil Wahhab adalah pembuat pertama pemahaman tauhid 3” ?





Sebelum mereka menuduh seperti ini dengan tuduhan yang
tidak-tidak, seharusnya mereka baca dahulu kitab-kitab para ulama dan
menelitinya. Jangan sembarangan main tuduh sana-sini. Mengapa? Agar mereka
tidak memikul rasa malu karena sudah salah menuduh.





A- Lama sebelum kelahiran Muhammad bin Abdil Wahhab,
sudah lahir Ibnu Battah rahimahullah guru dari Abu Nu’aim Al-Asbahani. Ratusan
tahun setelah Ibnu Battah meninggal, maka lahirlah Muhammad bin Abdil Wahhab.
Ibnu Battah wafat pada tahun  387 H dan Muhammad bin Abdil Wahhab wafat pada tahun 1206 H.





Selang berapa tahun Ibnu Battah dan Muhammad bin Abdil
Wahhab? Ternyata selang antara keduanya adalah selang kurun yang sangat
jauh-jauh sekali.  






Maka ratusan tahun sebelum kelahiran Muhammad bin Abdil
Wahhab, Ibnu Battah telah membenarkan pembagian tauhid menjadi 3.





Beliau berkata:





أَنَّ أَصْلَ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ الَّذِي
يَجِبُ عَلَى الْخَلْقِ اعْتِقَادُهُ فِي إِثْبَاتِ الْإِيمَانِ بِهِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ
أَحَدُهَا: أَنْ يَعْتَقِدَ الْعَبْدُ آنِيَّتَهُ لِيَكُونَ بِذَلِكَ مُبَايِنًا لِمَذْهَبِ
أَهْلِ التَّعْطِيلِ الَّذِينَ لَا يُثْبِتُونَ صَانِعًا. الثَّانِي: أَنْ يَعْتَقِدَ
وَحْدَانِيَّتَهُ، لِيَكُونَ مُبَايِنًا بِذَلِكَ مَذَاهِبَ أَهْلِ الشِّرْكِ الَّذِينَ
أَقَرُّوا بِالصَّانِعِ وَأَشْرَكُوا مَعَهُ فِي الْعِبَادَةِ غَيْرَهُ. وَالثَّالِثُ:
أَنْ يَعْتَقِدَهُ مَوْصُوفًا بِالصِّفَاتِ الَّتِي لَا يَجُوزُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ
مَوْصُوفًا بِهَا مِنَ الْعِلْمِ وَالْقُدْرَةِ وَالْحِكْمَةِ وَسَائِرِ مَا وَصَفَ
بِهِ نَفْسَهُ فِي كِتَابِهِ





“Bahwasanya landasan dari iman kepada Allah yang wajib
diyakini oleh seorang hamba dalam penetapan iman padaNya ada 3 landasan. Pertama: Seorang hamba meyakini wujud Allah agar dia
berbeda dari madzhab ahli ta’thil yang tidak menetapkan adanya Pencipta. Kedua: Seorang hamba meyakini keesaan Allah agar dia
berbeda dari madzhab-madzhab pelaku kesyirikan yang menetapkan adanya Pencipta
namun mereka menyekutukan Allah dalam peribadatan. Ketiga:
Seorang hamba berkeyakinan bahwa Allah tersifati dengan sifat-sifat yang
harus dimiliki olehNya berupa ilmu, kemampuan, hikmah, dan seluruh sifat yang
Dia menyifati diriNya dengan sifat tersebut dalam kitabNya” (Al-Ibanah Al-Kubra
6/149)





Masih kita ingin menuduh bahwa tauhid 3 dibuat oleh ulama
Wahhabi “Muhammad bin Abdil Wahhab” atas prasangka anda??





Malulah orang-orang yang masih mau bertaklid buta dan
menuduh secara serampangan. Terbantahlah tuduhan bahwa pengasas tauhid 3 adalah
ulama wahhabi “Muhammad bin Abdil Wahhab”.





B- Dan lama sebelum kelahiran Muhammad bin Abdil Wahhab,
At-Thurthusy Al-Maliki berkata:





وأشهد له بالربوبية والوحدانية. وبما شهد
به لنفسه من الأسماء الحسنى. والصفات العلى





“Dan saya
bersaksi dengan rububiyyah Allah dan keesaanNya, dan aku bersaksi dengan apa
yang Allah nyatakan untuk diriNya dari nama-nama yang indah dan sifat-sifat
yang agung” (Siraj Al-Muluk hal. 3)





At-Thurthusy wafat
pada tahun 520 H dan Muhammad bin Abdil Wahhab wafat pada tahun 1206 H.
Ternyata sebelum lahirnya Muhammad bin Abdil Wahhab, para ulama sudah
menyatakan akan tauhid 3.





Lagi-lagi, masihkah kita ingin menuduh bahwa tauhid 3
dibuat oleh ulama Wahhabi “Muhammad bin Abdil Wahhab” atas prasangka anda??





Dan lagi-lagi, malulah orang-orang yang masih mau
bertaklid buta dan menuduh secara serampangan. Terbantahlah tuduhan bahwa
pengasas tauhid 3 adalah ulama wahhabi “Muhammad bin Abdil Wahhab”.





2- Mau Muhammad bin Abdil Wahhab yang pertama kali membagikan
pembagian tauhid menjadi 3 ataukah tidak, maka pembagian tauhid tersebut adalah
pembagian yang benar. Karena pembagian tauhid tersebut memiliki dalil.





A- Tauhid rububiyyah.  Tauhid rububiyyah adalah mengesakan Allah
dengan perbuatan-perbuatanNya. Kita yakin bahwa Allah yang menciptakan bumi dan
langit. Dan Allah yang menghidupkan dan mewafatkan. Dan begitu juga Allah yang
mengatur semesta alam, dan seterusnya.  


Bukankah kita meyakini akan hal itu semua? Bukankah kita
meyakini bahwa Allah adalah Rabb semesta alam? Kalau begitu, maka kita meyakini
dan menetapkan tauhid rububiyyah.





Dalil dari tauhid rububiyyah adalah firman Allah ta’ala:





الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ





“Segala puji bagi Allah Rabb
semesta alam
” (QS. Al-fatihah 2)





B- Tauhid uluhiyyah. Tauhid uluhiyyah adalah mengesakan
Allah dengan perbuatan-perbuatan hamba. Seluruh perbuatan hamba dari amalan
ibadah maka harus diikhlaskan hanya untuk Allah saja. Bukankah kita shalat hanya
untuk Allah saja? Bukankahkah kita dzikir hanya untuk Allah saja? Dan bukankah
kita beribadah hanya untuk Allah saja?





Kalau begitu, maka kita telah menjalankan tauhid uluhiyyah
dan kita telah menetapkannya dan kita tidak mengingkarinya.





Dalil dari tauhid uluhiyyah adalah firman Allah ta’ala:





إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ





“Hanya kepadaMu
kami beribadah dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan” (QS. Al-Fatihah: 5)





C- Tauhid asma’ wa
sifat. Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah
yang ditetapkan oleh Allah untukNya dalam kitabNya, atau yang ditetapkan oleh
rasulNya dalam hadits-haditsnya. Dan kita menjalankannya atas segi yang layak
dengan kemuliaan Allah ta’ala.





Bukankah kita
yakin bahwa Allah adalah Maha penyayang lagi Maha pengasih? Bukankah kita yakin
bahwa Allah adalah Maha pemberi rezeki? Dan bukankah kita yakin dengan
nama-nama dan sifat-sifat Allah yang lain yang telah ditetapkan oleh Allah dan
rasulNya?





Kalau begitu,
maka saya dan anda telah beriman kepada Asma dan Sifat Allah.





Dalil dari
adanya tauhid asma’ dan sifat Allah adalah firman Allah ta’ala:





الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ





“Allah Dzat Maha
pengasih lagi Maha penyayang” (QS. Al-Fatihah: 3)





Kalau
begitu, tidak ada yang salah bukan dengan tauhid 3 ini? Karena andapun
meyakininya.





3- Pembagian tauhid ini bukanlah yang terpenting. Dia
hanya memudahkan seorang hamba saja dalam belajar tauhid. Yang penting adalah
hakikatnya. Walaupun orang tidak kenal dengan istilah rububiyyah, uluhiyyah,
dan asma wa sifat namun ternyata dia mengesakan Allah dengan
perbuatan-perbuatanNya seperti dia yakin bahwa Allah adalah Rabb semesta alam.
Dan dia mengesakan Allah dengan perbuatan hamba seperti dia beribadah hanya
untukNya saja dan tidak menyekutukan Allah. Dan dia mengesakan Allah dengan
asma dan sifatNya seperti dia beriman bahwa Allah Maha pengasih lagi penyayang
dan seterusnya. Dengan ini semua, maka keimanannya sah dan benarlah
keyakinannya.





Contoh mudahnya: Para ulama membagi rukun-rukun shalat
menjadi sekian jumlahnya. Dan begitu pula mereka membagi kewajiban-kewajiban
shalat menjadi sekian jumlahnya. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam tidak pernah membaginya. Apa para ulama itu salah dan tidak merujuk
kepada Rasulullah ? Tentu tidak bukan?  Karena
mereka membaginya berlandaskan dengan penelitian dari dalil-dalil yang ada. Dan
tidak ada satupun dari kita yang menyalahkan para ulama yang membagikan
rukun-rukun shalat.





Maka mengapa mereka lakukan itu? Dan mengapa mereka
membaginya? Jawabannya, tidak lain dan tidak bukan agar mudah dipelajari oleh
kaum muslimin. Dan hal itu tentunya dengan istiqra’ dan tatabbu’ (penelitan)
akan dalil-dalinya.





Mudah-mudahan dengan yang sedikit ini mata kita terbuka
untuk mencari kebenaran dan tidak mudah untuk menuduh padahal kita yang salah
dan belum mengetahui kebenaran.




Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.












-----


Ingin pahala jariyah yang terus mengalir? Mari bergabung untuk menyebarkan dakwah sunnah dan dan islam yang murni bersama Kajian Al-Amiry. Kirim donasi anda ke salah satu rekening di bawah ini:



- Bank BCA No Rek 3000573069 a/n: Muhammad Abdurrahman


- Bank BNI No Rek 0360066890 a/n: Muhammad Abdurrahman





Donasi yang  diberikan akan digunakan untuk kelancaran dakwah kita bersama. Dan dukungan anda insya Allah akan semakin memperkuat dakwah sunnah di atas bumi Allah.





Nb: Mohon lakukan konfirmasi ke email: webkajianalamiry@gmail.com atau ke nomor 082282012864 jika bapak/ibu telah mengirimkan donasi. 


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Benarkah Muhammad Bin Abdil Wahhab Pendiri Pertama Pemahaman Tauhid 3 (Tiga) ?

0 komentar:

Posting Komentar